Di era sekarang ini pengguna sepeda motor hampir mencapai sepertiga populasi penduduk Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 angka jumlah kendaraan telah melebihi 100 juta unit. Hal ini tentu saja merupakan suatu fakta yang mengejutkan bagaimana negara Indonesia menjadi pasar yang sangat menggiurkan bagi produsen sepeda motor. Dengan jumlah sepeda motor tinggi, hal ini membuka peluang berbagai macam bisnis terkait dengan sepeda motor. Salah satu peluang bisnis yang terbuka lebar adalah dibidang fashion yaitu aksesoris sepeda motor berupa Jaket pengendara sepeda motor. Pada era proklamasi hingga 90-an jaket yang menjadi favorit bagi para pengendara sepeda motor namun hanya ditujukan bagi pengguna sepeda motor besar seperti Hurley Davidson, Binter Merczy, JAWA 250 Zeispan dan lainnya. Jaket yang menjadi “tren” di masa itu merupakan jaket berbahan dasar kulit.
Gaya generasi milenial
Namun, di era milenial yang erat kaitannya dengan tingkat persebaran informasi yang tinggi, jaket yang memiliki nilai kebanggan bagi pengendaranya telah berubah menjadi jaket racing. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dampak globalisasi dibidang informasi. Informasi mengenai sebuah balapan yang terjadi ratusan mil jauhnya dapat langsung tersebar melalui siaran televisi atau bahkan internet. Balapan bertaraf internasional memberikan sebuah makna tersendiri bagi para penontonnya.
Tidak sedikit dari kebanyakan orang terinspirasi akan adu kecepatan di sirkuit bahkan banyak kalangan muda yang sampai melakukan adu balap dijalan raya. Terlepas dari faktor positif dan negatif tersebut, tingginya minat akan jaket racing dimanfaatkan bagi produsen besar maupun produsen kecil di negara Indonesia untuk mendapatkan keuntungan termasuk dengan memproduksi barang palsu atau jenis “KW”. Barang “KW” merupakan barang tiruan dari produk aslinya. Meskipun KW hal ini tidak meredam tingginya tingkat penjualan jaket racing jenis KW. Membludaknya produk jaket KW disebabkan oleh pandangan konsumen yang lebih mengutamakan gaya dibandingkan kualitas dari jaket tersebut. Harga yang terpaut jauh ikut menyumbang membludaknya jaket racing di pasaran meskipun kualitas rendah yang didapat
